Review Sword Art Online : Ordinal Scale

sao.png

pada pertengahan maret 2017 lalu bioskop indonesia di gemparkan oleh sebuah film animasi jepang yang berdasarkan light novel yang ditulis oleh Reki Kawahara dan diilustrasikan oleh abec.Film ini diproduksi oleh A-1 Pictures dan disutradarai oleh Tomohiko Itō, menampilkan cerita asli oleh Kawahara, desain karakter oleh Shingo Adachi dan musik oleh Yuki Kajiura. Film ini dirilis di Jepang, Asia Tenggara, dan Jerman pada 18 Februari 2017, di Meksiko pada tanggal 4 Maret 2017, dan di Amerika Serikat pada tanggal 9 Maret 2017 dan tayang di Indonesia pada tanggal 22 maret 2017

SINOPSIS:

 

Kembali melanjutkan kisah petualangan dunia virtual Kirito, cerita yang diangkat Sword Art Online: Ordinal Scale tidak memakan waktu lama dari bagian akhir Sword Art Online musim kedua, hanya sekitar satu setengah minggu setelahnya.

Saat ini dunia dan teman-teman Kirito sedang menikmati perangkat baru bernama Augma. Berbeda dengan NerveGear dan Amusphere, Augma adalah sejenis kacamata pintar (seperti Google Glass) berbasis augmented reality yang telah memasuki serta menambah “rasa” dari kehidupan sehari-hari penduduk Jepang.

Tidak cuma menggantikan smartphone sebagai tempat chatting online instan dan membantu penggunanya mengatur asupan kalori saja, Augma juga telah mengubah kehidupan jadi seperti game — sekedar memainkan game memakai Augma bisa memberikan kupon makan gratis, misalnya.

images

 

Namun yang menjadi atraksi (dan judul) utama adalah permainan sosial online bernama Ordinal Scale. Game baru ini mengubah Tokyo menjadi tempat berburu monster virtual dan dalam sekejap menjadi fenomena besar di kalangan para gamer hardcore.

Awalnya Kirito sama sekali tidak tertarik untuk ikut dan memilih menghabiskan waktunya di Alfheim Online yang populasinya kian menipis karena “wabah” Ordinal Scale.

Tapi saat monster bos lama dari game Sword Art Online dan pemain ranking #2 misterius bernama Eiji muncul, sang Black Swordsman menyadari ada yang tidak beres dengan permainan baru tersebut.

Plot Menarik dan Penuh Misteri, Latar Paralel dengan Tren Dunia Nyata

sword-art-online-ordinal-scale-trailer-0005-768x432.jpg

Plot point pertama mengingatkan kita  pada popularitas Pokemon GO dan tampak seperti komentar sosial terhadap tren gaming modern, Internet of Things, serta bagaimana kehidupan kita semakin serba digital dan praktis.

Melihat sikap Kirito yang acuh pada awal film juga saya rasa merefleksikan subjek yang sangat dekat dengan diri pemain game online veteran dalam menghadapi kenyataan bahwa suatu saat game favorit mereka akan ditinggalkan dan rekan bertualangnya berpindah ke game baru.

Namun mereka tidak mendalami sisi ini lebih jauh, hanya digunakan sebagai world-building dan memberikan wawasan menarik pada kehidupan dunia nyata yang dijalani oleh Kirito dan teman-teman. Kelanjutan cerita langsung beralih pada pendalaman hubungan Kirito dan Asuna serta munculnya ancaman baru yang sama berbahayanya pada masa mereka terjebak dalam Sword Art Online.

Sword Art Online Movie -Ordinal Scale- PV.mp4_000090625

Konflik dan misteri yang mendorong jalannya cerita Sword Art Online: Ordinal Scale tersebut tidak hanya meneror para pemain Ordinal Scale, tetapi juga sangat personal dan mengancam akan merusak hubungan akrab-dan-mesra antara Kirito dan Asuna — yang dibawa semakin jauh di sini.

Di saat yang sama, Kirito juga harus menghadapi sebuah “tembok” yang membatasinya menjadi pemain terhebat di game augmented reality baru itu: yakni kondisi fisiknya yang tidak bugar. Meski otaknya sudah terlatih untuk bertarung selama dua musim serial anime kemarin, kali ini tubuhnya tidak mampu mengikuti.

Perseturuan internal dan eksternal yang ditampilkan melalui sudut pandang Kirito memang membuat kita melihat lebih dalam ke dalam dirinya, namun di sisi lain banyak unsur yang terkadang terkesan numpang lewat dan kurang dieksplorasi. Seperti saat Asuna menjadi “korban” dari bahaya Augma dan keahlian kendo Suguha yang kurang dimanfaatkan secara penuh.

Adapun drama dan perkembangan karakter yang menyentuh:

maxresdefault

Tidak hanya ketegangan saja yang dihadirkan di film ini ,tetapi ada juga muatan drama drama ramansa seperti hubungan Kirito dan Asuna,dalam film ini  kirito berusaha membahas tentang kelanjutan hubungan mereka dan memenuhi janji nya saat masih terjebak di Aincard .namun hubangan mereka terancam karena sebuah kejadian di dalam game ordinal scale .

selain kirito dan Asuna , film ini juga menghadirkan drama kisah Eiji dan Yuna sang idol virtual .sebagai karakter yang baru di perkenalkan dalam film ini ,mereka memiliki bangunan latar belakang yang kuat hingga perkembangan karakter  keduanya mampu menjadi hal yang menarik untuk di ikuti. mengikuti perkembangan karakter, idol virtual Yuna memiliki poin yang cukup menarik. Meskipun dirinya adalah sebuah program AI, namun Yuna dibuat berdasarkan teknologi deep-learning yang membuat Yuna terlihat bagaikan manusia yang bisa memiliki karakteristik dan emosinya sendiri seiring dengan interaksinya dengan para pemain lain. Pertemuan Yuna dengan Asuna dan Kirito juga menjadi titik penting bagi perkembangan karakter Yuna.

Melihat dan merasakan secara langsung antrian dan antusiasme penggemar sword art online the movie :orninal scale mengingatkan kita pada waktu tahun 2012-2013 dimana anime Sword Art Online diramaikan oleh para penggemarnya lewat berbagai event dan cosplay .terakhir film ini juga sempat mengalahkan kehebohan film Kimi no nawa (Your Name) dalam box movie jepang.

untuk melihat selengkapnya disalakan nenonton di youtube

 

 

Blog at WordPress.com.

Up ↑